PANDUAN SEDERHANA JEMAAT UNTUK MEMBEDAKAN ROH DAN PERINGATAN UNTUK PARA PENGKHOTBAH
Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian. (Kisah Para Rasul 17:11)
Membaca media dan melihat kejatuhan hamba-hamba Tuhan membuat hati saya sungguh bersedih. Karena hamba Tuhan adalah para pemimpin rohani, maka memiliki pengaruh atau dampak yang jauh lebih besar dibandingkan Jemaat biasa. Jika hamba Tuhan jatuh, maka efeknya mampu merusak bukan cuma diri dan keluarganya; tapi sebagian besar Jemaat dan bisa jadi seluruh Jemaat yang dipimpin goyah imannya serta merusak kesaksian Kristen secara umum. Oleh karena itu, dari zaman Adam sampai sekarang para pemimpin khususnya pemimpin rohani menjadi sasaran tembak utama (prime target) oleh Iblis dan para pengikutnya.
Jika pemimpin Anda atau pengkhotbah favorit Anda jatuh, jangan disyukuri apalagi dimaki-dimaki. Mohon tidak menyebarluaskannya di media sosial. Tindakan Anda tidak akan menolong mereka, cuma memperburuk keadaan.Tetapi berdoalah dengan serius untuk mereka. Supaya mereka diberi kekuatan, kesadaran dan pertobatan. Jika pemimpin Anda belum jatuh, berdoalah jauh lebih keras, supaya mereka jangan jatuh ke dalam godaan dan pencobaan. Supaya mereka bertahan dan menang dalam ujian. Godaan berasal dari kelemahan diri sendiri. Pencobaan berasal dari Si Jahat. Ujian berasal dari Tuhan. Dalam Alkitab, kemampuan membedakan apakah suatu pesan berasal dari Tuhan, dari Setan atau diri sendiri ini disebut membedakan roh. Membedakan roh bisa karena karunia rohani (karunia khusus - tidak bisa dipelajari- hanya sedikit Jemaat yang memang berkarunia). Bisa karena menggunakan hikmat umum (dapat dipelajari seluruh umat Tuhan karena berdasarkan Firman Tuhan, akal sehat dan logika umum).
Sebelum pemimpin rohani jatuh biasanya ada tanda-tanda yang menyertainya. Terutama dalam karakter, kehidupan pribadi dan keluarganya. Tapi kadangkala sulit untuk mengetahui terutama jika pemimpin tersebut pandai menutupi kehidupan pribadi atau keluarga serta pintar bersandiwara (penampilan malaikat terang ─ lihat 2 Kor 11:14).
Sebenarnya ada cara untuk mengetahui tanda-tanda pemimpin Anda akan jatuh yaitu dengan menganalisa khotbah dan pengajaran yang disampaikan.
Saya menulis artikel ini bukan untuk membuat pembaca menjadi penghakim atau iseng mau tahu urusan orang lain. Tapi Kisah Para Rasul 17:11 mengajar demikian. Juga sebagai tindakan berjaga-jaga/upaya pencegahan supaya Anda tidak menjadi kecewa atau marah di kemudian hari pengkhotbah favorit atau pemimpin rohani Anda jatuh sehingga Anda menjadi lemah iman atau malah meninggalkan Tuhan sehingga Anda dengan kehendak bebas memutuskan untuk keluar dari jalan sempit dan berpindah ke jalan lebar. Atau lebih ekstrim langsung terjun bebas dari jembatan yang membawa Anda ke Langit Baru Bumi Baru (LB3).
Selain itu, Anda sendiri harus selalu rajin mengembangkan diri dan secara bertahap rajin mempelajari Firman Tuhan setiap hari. Jika memungkinkan, ambil kursus teologi sistematika oleh pengajar yang benar dan baik teknik mengajarnya. Jika Anda sendiri belum pernah membaca Alkitab secara menyeluruh atau membaca Alkitab secara rutin, maka agak sulit untuk menilai pesan yang disampaikan.
Nah, bagaimana cara membedakan roh menggunakan hikmat umum? Kita dapat menganalisa dari 3 sisi: 1. Pengkhotbah, 2. Khotbah dan 3. Efek khotbah terhadap pendengar/audience.
Penyampai Pesan/Pengkhotbah/Pengajar:
1. Apakah pengkhotbah mempersiapkan sendiri khotbah yang disampaikan atau cuma mengutip pengkhotbah lain atau malah mengcopy/menjiplak khotbah pengkhotbah lainnya yang pernah Anda dengar atau baca tapi pengkhotbah tidak menyebutkan sumbernya?
2. Apakah pengkhotbah menerapkan khotbah yang disampaikan (sharing life) atau hanya mendemonstrasikan pengetahuannya (sharing knowledge)?
3. Apakah karakter dan kehidupan pribadi pengkhotbah bisa dijadikan contoh (baca 2 Tim 2:1-26; apakah lolos ujian bidang keuangan, seks dan kekuasaan) ?
4. Apakah kehidupan keluarga di bawah otoritas pengkhotbah bisa dijadikan contoh?
5. Apakah integritas pengkhotbah dalam hubungan dengan sesama bersih (sosial, bisnis, pergaulan, dst)?
Pesan/Khotbah :
1. Apakah khotbah sungguh berasal dari Alkitab atau pengkhotbah menyampaikan pendapat sendiri serta menggunakan ayat Alkitab (seringkali salah tafsir, ditafsir-paksakan/diplintir) untuk mendukung pendapatnya?
2. Apakah khotbah tidak bertentangan dengan pengakuan iman/kredo Para Rasul?
3. Apakah penafsiran pengkhotbah bisa diterima dengan akal sehat dan tidak bertentangan dengan beberapa tafsiran lain yang benar? (jika sistematika tafsiran benar, ayat-ayat dalam Alkitab akan saling melengkapi dan memperjelas satu sama lain; bukan saling berbenturan).
4. Apakah ilustrasi yang disampaikan relevan atau cuma menunjukkan kehebatan pengkhotbah dan keluarganya?
Jika pesan yang disampaikan lulus dengan 4 pertanyaan di atas, tapi kualifikasi penyampai pesan gagal, maka sikap kita adalah seperti pesan Yesus terhadap para murid tentang pengajaran para rabi di zaman Yesus. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. (Matius 23:3)
Akibat/Buah dari pesan terhadap pendengar /diri sendiri:
Apakah khotbah yang disampaikan membuat kita sebagai pendengar:
1. Lebih rajin membaca Alkitab.
2. Lebih rajin berdoa dengan pemahaman dan sesuai Firman Tuhan.
3. Membuat sadar akan dosa dan efeknya yang merusak secara umum.
4. Membuat kita tidak betah dan jijik terhadap dosa sendiri dan mendorong kita bertobat.
5. Lebih mendorong kita untuk mengembangkan karakter dan menyempurnakan karakter (buah roh dengan 9 rasa-baca Gal 5:22-23).
6. Mendorong kita untuk hidup dalam kekudusan.
7. Memotivasi kita untuk sungguh-sungguh menerapkan Firman Tuhan.
8. Lebih mengasihi Tuhan dan sesama.
9. Mendorong kita taat kepada Amanat Agung.
Bagaimana jika pesan dan hidup Anda sendiri sebagai penyampai pesan atau pengajar tidak lulus ujian pertanyaan di atas?. Rasul Paulus mengingatkan kita untuk selalu: Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau. (1Tim 4:16).
Cuma satu cara.
Marilah kita bertobat.
TED
LV22012016
0 comments:
Post a Comment