15 KESALAHAN CARA BERPIKIR YANG
MERUSAK DAN MENGHANCURKAN KEPEMIMPINAN ANDA
Pola berpikir akan sangat menentukan kemajuan atau kehancuran seorang pemimpin. Orang Ibrani kuno tidak mengenal otak (brain) sebagai pusat berpikir, tapi hati (heart).[1] Oleh sebab itu, dalam perjanjian lama berulang-ulang dan banyak ayat yang berbicara masalah hati. Di dalam Alkitab Terjemahan Baru ada sekitar 787 ayat yang berkaitan dengan masalah hati.
Penulis
Amsal 23:7a mengatakan: Sebab seperti
orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia. Hati
yang menentukan cara berpikir, cara bersikap dan bertindak seseorang. Hati yang
menentukan apakah seseorang akan sukses atau gagal dalam perjalanan seorang
pemimpin mengikuti jejak Tuhan Yesus.
Begitu
penting masalah hati ini sehingga Amsal 4:23 mengatakan: Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar
kehidupan. Ya, hati menentukan kehidupan atau kematian diri kita.
Merupakan
tanggungjawab pribadi setiap pemimpin yang melayani dalam dunia kerja, usaha
dan pelayanan untuk selalu menjaga hatinya sendiri dari pola berpikir yang
keliru serta segala pengaruh negatif dunia yang seringkali menggoda atau menyerang
pemimpin.
Oleh
sebab itu, Rasul Paulus menasehati kita: Janganlah
kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan
budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik,
yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. (Roma 12:2)
Berikut
adalah 15 hal yang menjadi tanggungjawab pribadi setiap pemimpin dan harus dijaga,
diwaspadai serta dikelola dengan baik agar pemimpin tidak terjatuh ke dalam
jurang kehancuran yang diizinkan terjadi oleh diri sendiri.
1. Ouch that’s
hurt ! You let something deeper than you should. Aww.. sakit sekali ! Anda membiarkan
sesuatu lebih dalam daripada seharusnya. Anda
berpikir berlebihan. Over thinking.
Memikirkan perkataan dan perbuatan orang lain dan mengasumsikan bahwa itu merupakan
sindiran atau serangan pribadi terhadap Anda. Pemikiran yang berulang-ulang di
dalam hati ini membuat Anda sangat yakin bahwa Anda memang menjadi korban dari
ketidakadilan. Hati Anda dapat menjadi kesal dan marah. Padahal Alkitab sudah
mengatakan: Apabila kamu menjadi marah,
janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam
amarahmu. (Efesus 4:26). Apapun yang Anda simpan sampai matahari terbenam,
akan mengendap dalam hati Anda dan akan menampakkan dirinya di pagi hari. Jika
terus menerus dilakukan, maka akan menimbulkan luka di dalam hati Anda. Jika
tidak sadar, proses melukai diri akan berjalan di bawah sadar Anda selama
puluhan tahun. Luka yang berproses ini akan menumbuhkan akar pahit. Alkitab
mengatakan: Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih
karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan
dan yang mencemarkan banyak orang. (Ibrani 12:15).
Kita harus sungguh-sungguh memegang ayat ini karena kita tidak akan pernah tahu
seperti apakah dan kemana arahnya jika kita tetap menyimpan luka hati dan tidak
menyelesaikannya. Baik dalam hubungan penikahan, hubungan antar saudara, antar
rekan kerja, antar tim pelayanan atau rekan bisnis serta persahabatan Anda.
2. They have no
excuse to what they said or did. Mereka tidak memiliki alasan untuk apa yang
mereka katakan atau lakukan. Anda merasa dikontrol secara eksternal, Anda
melihat diri Anda sebagai obyek yang tak berdaya, korban nasib. Merasa
dikendalikan secara eksternal membuat Anda terjebak. Anda tidak percaya Anda
benar-benar dapat mempengaruhi bentuk dasar kehidupan Anda, apalagi membuat
perbedaan di dunia. Kebenaran dari masalah ini adalah bahwa kita terus-menerus
membuat keputusan, dan bahwa setiap keputusan mempengaruhi kehidupan kita. Jika
Anda merasa benar-benar diserang, cobalah mengerti apa yang terjadi dengan diri
mereka. Mungkin mereka sedang mengalami hal yang buruk dan melimpahkan
kekesalan hati mereka kepada lingkungan sekitarnya dan kebetulan Anda berada
disana. Disini respon Anda menentukan. Apakah Anda responsif atau reaktif. Mungkin
saja mereka tidak menumpahkan kekesalan kepada Anda, tapi kepada diri mereka
sendiri dan kebetulan saat itu Anda berada di dekat mereka.
3. They will not listen or understand. Fallacy
of Fairness. Mereka tidak akan mau mendengarkan atau memahami Saya. Keadilan yang
keliru. Anda merasa kesal karena Anda pikir Anda tahu apa yang adil, tapi
orang lain tidak akan setuju dengan Anda. Keadilan begitu mudah didefinisikan,
sehingga menggoda untuk berpikir yang mementingkan diri sendiri, bahwa setiap
orang akan terkunci ke dalam sudut pandangnya sendiri. Anda tergoda untuk
membuat asumsi tentang bagaimana hal-hal akan berubah jika orang benar-benar
adil atau benar-benar menghargai Anda. Tapi orang lain hampir tidak pernah
melihatnya seperti itu, dan menyebabkan Anda berakhir dengan merasakan lebih
banyak rasa sakit dan rasa benci yang terus bertumbuh. Anda mengasumsikan orang
yang Anda anggap menyakiti Anda tidak mau berkomunikasi dengan Anda. Anda tetap
diam. Semakin Anda tidak mau berkomunikasi, semakin Anda akan berpikir mengulang-ulang
kejadian menyakitkan itu dan semakin besar perasaan luka itu berkembang dalam
diri Anda.
4.
I can’t get over this.
Saya tidak dapat melewati hal ini. Anda
merasa diri Anda menjadi korban. Daripada tetap terus berjalan (moving on) Anda malah menyalahkan orang
lain. Anda berpegang teguh pada keyakinan bahwa orang lain yang bertanggung
jawab untuk kesakitan Anda, atau mengambil taktik lain dan menyalahkan diri
sendiri untuk setiap masalah yang terjadi. Menyalahkan sering membuat orang
lain bertanggung jawab atas pilihan dan keputusan yang seharusnya memang
menjadi tanggung jawab kita sendiri. Dalam sistem menyalahkan, Anda menyangkal
hak Anda (dan tanggung jawab) untuk menegaskan kebutuhan Anda, mengatakan
tidak, atau pergi ke tempat lain untuk memperoleh apa yang Anda inginkan. Anda
melakukan penyaringan: Anda mengambil rincian-rincian negatif dan memperbesar
mereka, sementara menyaring semua aspek positif dari sebuah situasi. Sebuah
detail tunggal dapat dipilih, dan seluruh acara menjadi diwarnai oleh detail
tunggal ini. Ketika Anda menarik hal-hal negatif di luar konteks, terisolasi
dari semua pengalaman yang baik di sekitar Anda, Anda membuat mereka lebih
besar dan lebih mengerikan daripada yang sebenarnya. Padahal Alkitab berkata: Muliakanlah TUHAN bersama-sama dengan aku,
marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! (Mazmur 34:3). Jika Anda
meletakkan Tuhan dalam posisi tertinggi dan membesarkan nama-Nya di atas semua
hal, maka hal-hal baik akan terjadi dalam hidup Anda. Sebaliknya jika Anda
meletakkan hal-hal kecil, sepele bahkan kesalahan orang lain menjadi utama
dalam kehidupan Anda, maka Anda akan mengalami hal-hal buruk yang diturunkan
dari cara melihat sesuatu dalam kacamata hal-hal kecil tersebut. Pilihan selalu
ada di tangan Anda.
5. Wow, I’m not the only one. Wow, Saya ternyata bukan satu-satunya. Saya
berani menjamin, apapun perasaan Anda, You
always find someone who will reinforce what you feel and what you think. Burung
yang bulunya sama akan berkumpul bersama. Misalnya Anda merasa suara musik dalam
Ibadah Raya terlalu keras, Anda berkata bahwa ada banyak sekali dan semua orang
merasakan apa yang Anda rasakan. Pernyataan “Banyak sekali” harus dikonfirmasi
ulang. Apakah hanya 2 orang. Apakah 5 orang. Apakah semua orang dalam FC
Anda. Dalam kisah Perjanjian Lama Raja
Ahab mendengarkan 400 nabi Baal yang mengatakan hal yang sama yang ingin ia
dengar. Tetapi hanya 1 nabi yaitu Elia yang berani mengatakan kebenaran yang
berbeda dengan para nabi Baal yang sungguh perlu didengar Raja Ahab (1
Raja-raja 18). Pointnya adalah Anda selalu akan menemukan orang yang akan
mengkonfirmasi pikiran dan perasaan yang Anda inginkan. Apalagi jika orang
tersebut berprinsip ABS (Asal Bapak Senang). Ini hal yang sangat menyedihkan.
6. Here we go again/Expecting the worst. Self fulfilling prophecy.
Anda mengharapkan yang terburuk. Nubuat
yang dipenuhi sendiri. Overgeneralization.
Generalisasi yang berlebihan: Anda mengambil kesimpulan secara umum hanya berdasarkan
kejadian tunggal atau hanya satu bukti. Jika sesuatu yang buruk terjadi sekali,
Anda mengharapkan hal itu terjadi berulang-ulang. 'Selalu' dan 'tidak pernah'
adalah isyarat bahwa gaya berpikir ini sedang digunakan. Pola berpikir distorsi
ini dapat menyebabkan hidup yang serba terbatas, karena Anda berusaha
menghindari kegagalan di masa depan hanya berdasarkan insiden atau peristiwa
tunggal di masa lalu. Dalam hidup ini seringkali terjadi hal-hal yang
benar-benar mengagumkan. Jika Anda benar-benar mengharapkan yang terbaik
terjadi dalam hidup Anda, maka segala kekuatan pikiran, kreativitas, semangat
dan energi akan menjadi fokus dan menuju ke arah yang Anda harapkan. Jika Anda
sangat serius mengharapkan yang terburuk terjadi, maka segala sumber daya yang
Anda miliki akan difokuskan kepada hal buruk tersebut. Jadi berhati-hatilah
dalam pengharapan yang Anda miliki. Terutama jika Anda cenderung over-sensitive. Pengharapan sangat
menentukan masa depan yang disediakan Allah bagi Anda dan warisan seperti apa
yang akan Anda terima. Rasul Paulus menunjukkan: Ia mendidik kita supaya kita
meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup
bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan
penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah
yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan
diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk
menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat
baik. (Titus 2:12-14)
7. It’s not the
same it is difference. You justify the way your feel and reflect it to other
people. Ini
tidak sama, ini berbeda. Anda membenarkan perasaan Anda dan merefleksikannya
kepada orang lain. Anda melakukan mind
reading (membaca pikiran): Tanpa mereka mengatakan begitu, Anda tahu
apa yang orang lain rasakan dan mengapa mereka bertindak seperti yang mereka
lakukan. Secara khusus, Anda secara ilahi dapat menentukan bagaimana perasaan
orang terhadap Anda. Membaca pikiran tergantung pada proses yang disebut
proyeksi. Anda membayangkan bahwa orang merasakan hal yang sama seperti Anda
dan bereaksi terhadap hal-hal dengan cara yang sama seperti yang Anda lakukan.
Oleh karena itu, Anda tidak memperhatikan atau mendengarkan cukup hati-hati
untuk sungguh-sungguh melihat bahwa mereka benar-benar berbeda. Pembaca pikiran
melompat ke kesimpulan yang benar bagi mereka, tanpa memeriksa apakah asumsi
mereka benar untuk orang lain.
8. My feeling
are right and justify. Perasaan saya benar dan adil. Anda percaya bahwa Anda benar dan
menganggap orang lain salah. Inilah salah satu strategi tipuan Iblis yang licin
dan sangat berbahaya yang diumpankan kepada pikiran kita. Berpikir menjadi
Benar: Anda merasa terus-menerus dalam masa percobaan untuk membuktikan bahwa
pendapat-pendapat dan tindakan-tindakan Andalah yang benar. Menjadi salah
adalah hal yang tidak pernah terpikirkan oleh Anda dan Anda akan berjalan
sejauh mungkin hanya untuk menunjukkan kebenaran Anda. Pikiran bahwa Anda harus
menjadi 'benar' seringkali membuat Anda sulit mendengarkan orang lain. Anda
tidak tertarik pada kemungkinan ada kebenaran pada pendapat yang berbeda, hanya
untuk membela pendapat Anda sendiri. Menjadi benar menjadi lebih penting
daripada hubungan yang jujur dan saling peduli.
9. What the
difference an apology being made. When
say sorry is not enough. Anda merasa layak untuk menerima permintaan
maaf. Jika sering dilukai (terutama oleh orang yang paling Anda percaya atau
Anda anggap harus bisa dipercaya) Anda akan sampai kepada satu titik dimana
permintaan maaf tidak akan mempan lagi bagi Anda. Misalnya pasangan Anda
pertama kali melukai Anda dan meminta maaf, Anda mungkin bisa menerima. Tetapi
jika ia berulangkali terus mengulang melakukan kesalahan yang sama, maka
pernyataan maaf bisa menjadi murah dan dangkal sehingga tidak berarti lagi bagi
Anda. Tetapi bagaimana jika seseorang sungguh-sungguh meminta maaf dari dalam
hatinya dan ingin berubah tetapi Anda tidak menanggapi? Anda menyimpan
kesalahan dalam hati. Anda tidur dengan pikiran itu dan mengulang-ulangnya.
Anda membesar-besarkan kesalahan itu. Anda mencari orang yang mengalami hal
yang sama dan sepakat dengan kesimpulan bahwa orang yang melakukan kesalahan
memang seperti itu. Dst. Sehingga apapun yang ia lakukan Anda akan menganggap
dia tidak akan berubah dan pasti akan melakukan kesalahan yang sama. Anda masuk
dalam perangkap Si Jahat. Ini hal yang sangat menyedihkan dan membuat Anda
terikat atau akan membawa Anda menuju kehancuran.
10. This is all
because of me. Semua ini terjadi karena saya. Karena saya berdoa, karena saya
hadir disini. Karena saya berjasa. Anda merasa gereja Anda dan pelayanan Anda
diberkati karena peranan Anda yang luar biasa. Megalomaniac. What the part I
play is bigger than I’m the part of. Anda merasa pengakuan yang layak Anda
terima ternyata tidak diberikan kepada Anda. Persekutuan dan kerjasama yang semula
berdasarkan sinergi menjadi pecah karena salah satu pihak merasa lebih berjasa
dan peranannya jauh lebih besar dibandingkan yang lain. Pola berpikir seperti ini merusak suasana dan
menghilangkan peranan orang lain dalam kehidupan dan pelayanan Anda serta
menghancurkan kerjasama tim.
11. I just wanna
be free. Anda mulai berfantasi ada dunia yang lebih
baik, bebas dari kesakitan, penderitaan dan hal-hal baik lainnya. Dunia utopia
tersebut memang menjadi tujuan dan akan terwujud ketika kita menerima kemuliaan
bersama Kristus di dunia yang akan datang. Langit baru, bumi yang baru (Wahyu
21:1). Tetapi bukan di dunia saat ini, karena kita sibuk berperang dengan peranan
kuasa gelap yang bekerja tiada henti. Menjadi tugas kita untuk menawan segala
pikiran kepada Kristus. Maka dari itu Rasul Paulus menyatakan dalam 2 Korintus
10:5: Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang
dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami
menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,
12. It’s all
over.
Semuanya sudah selesai. Anda mengharapkan bencana. Anda
melihat atau mendengar tentang masalah dan mulai berasumsi "bagaimana
jika" Bagaimana jika hal itu terjadi kepada saya? Bagaimana jika tragedi
menyerang? Tidak ada batasan untuk imajinasi bencana yang benar-benar subur.
Sebuah katalisator yang mendasari untuk gaya pemikiran seperti ini adalah bahwa
Anda tidak percaya pada diri sendiri dan tidak percaya pada kemampuan Anda
untuk beradaptasi dengan perubahan. Akhirnya akar kepahitan menjadi sungguh
kuat dan Anda melihat tidak jalan keluar. Semuanya sudah berakhir.
13. This is actually
the real me. Fallacy of Change.
Inilah saya yang sebenarnya. Pendapat
yang keliru tentang Perubahan. Anda berharap bahwa orang lain akan berubah
sesuai dengan keinginan Anda; jika Anda terus-menerus menekan atau cukup
berusaha untuk membujuk mereka. Anda perlu mengubah orang karena harapan Anda
untuk kebahagiaan tampaknya tergantung sepenuhnya pada mereka. Kenyataan
sebenarnya adalah satu-satunya orang yang benar-benar dapat mengontrol atau
memiliki banyak harapan untuk berubah adalah diri Anda sendiri. Perubahan
bukanlah perubahan sampai terjadi perubahan. Asumsi yang mendasari gaya
berpikir ini adalah bahwa kebahagiaan Anda tergantung pada tindakan orang lain.
Dengan meyakini asumsi ini berarti Anda sedang melepaskan tanggungjawab.
Sesungguhnya kebahagiaan Anda benar-benar tergantung pada ribuan pilihan baik besar
maupun kecil yang Anda buat dalam kehidupan Anda setiap saat.
14. It’s all my fault. Ini semua kesalahan saya. Pada point
sebelumnya Anda menganggap diri Anda benar dan orang lain salah. Sekarang
bandul bergerak ke arah berlawanan dan Anda menimpakan semua kesalahan kepada
diri Anda. Kesalahan pola berpikir pengendalian internal menjadikan Anda merasa
bertanggung jawab untuk rasa sakit dan kebahagiaan dari semua orang di sekitar
Anda. Pola berpikir ini membuat Anda lelah ketika Anda mencoba untuk mengisi
kebutuhan semua orang di sekitar Anda, dan merasa bertanggung jawab dalam
melakukannya (dan bersalah ketika Anda tidak bisa). Whatever happen in your life never develop a wounded spirit. Hidup
ini adalah pilihan. Setiap orang dalam hidup diberi kesempatan untuk memilih. Bahkan
pada tahap ini, jika ada seorang Hamba Tuhan berbicara dari mimbar tentang
karakter secara umum Anda tergoda untuk berpikir: You obviously talk about me. Yang sebenarnya adalah it is not about You. It is about Jesus.
15. The cork is
out of the bottle.
Tutup botol sampanye sudah copot dari botolnya.
Goncangan berulang-ulang terjadi dan ledakan datang, maka cairan minuman itu
akan keluar dengan kecepatan tinggi; sampai habis. Seseorang yang terjebak pada
point 15 ini akan menyalahkan semua orang. Menghakimi semua orang. Mengatakan
lingkungan sudah rusak, dunia sudah hancur, dst. Pola berpikir seperti ini
benar-benar meracuni dan merusak lingkungan sekitarnya. Orang yang berpola
pikir seperti ini jika pergi dan keluar dari suatu lingkungan, maka lingkungan
itu justru menjadi lebih bersih dan tenang. Semuanya menjadi lebih baik dan
damai sejahtera. Jika Anda berteman dengan orang seperti ini dan setelah
diusahakan konseling tidak mau berubah dan dia mulai menyakiti dan menyerang
Anda, maka sudah saatnya mengganti teman Anda. Bagaimana jika orang itu adalah
Anda sendiri? Tidak ada jalan lain kecuali datang kepada Yesus dan
bertobat. Selagi ada kesempatan.
DAPATKAN BUKU TULISAN STEPHANUS TEDY DI TOKOPEDIA
[1]
Hati dipandang sebagai pusat kediaman hidup di dalam Perjanjian Lama (Amsal
7:23 dan Yesaya 10:16), sebagai pusat perasaan-perasaan (Ratapan 2:11) dan
sebagai pusat pikiran (Kejadian 49:6). Hati tidak berperan di dalam ibadat,
berbeda dengan di Asyur dan di Babilonia. Di situ mereka mencari kehendak Tuhan
atau nasib hari-depan (--> orakel) lewat tempat dan lipatan hati binatang
kurban. Kebiasaan untuk melihat keadaan hati secara demikian berpindah pada
bangsa Etruski, Yunani dan Romawi.
0 comments:
Post a Comment