SOGOMI DALAM PELAYANAN







Our presence and footprints are not an option 
Sogomi = Leadership Present 
Kehadiran dan jejak kaki kita bukan merupakan suatu pilihan 
Sogomi = Kehadiran Kepemimpinan




By: Stephanus Tedy R.



Kita semua rindu akan kehadiran Tuhan. Kita juga rindu kehadiran orang-orang yang mengasihi kita terutama orang yang menjadi berkat atau membuat hidup kita menjadi lebih bermakna. Itu alamiah dan wajar. Sebagai pemimpin kita memimpin dengan kehadiran kita (Leadership by Present).
Seorang teman di daerah ketika membuka minimarket baru punya kebiasaan aneh. Ia sering meminta pamannya yang sudah tua dan agak rabun untuk duduk di sudut samping meja kasir dan ikut membantu membungkus barang. Kejadian ini dilakukan ketika teman saya ini tidak sempat memeriksa tokonya yang baru dibuka. Saya agak bingung, mengapa oom yang sudah tua dan tidak menarik ini ada disana? Teman saya menjawab, kehadiran sang paman walaupun tidak berbuat banyak membuat sistem dan prosedur yang baru diimplementasikan di toko itu menjadi berjalan sesuai harapan.
Menjadi natur manusia untuk memerlukan seorang tokoh atau sosok yang menjadi panutan dalam setiap situasi. Inilah sebabnya dalam pabrik pasti ada mandor yang menjadi pengawas dari proses produksi. Di supermarket ada supervisor, kepala gudang dan store manager. Orang-orang dalam organisasi (terutama yang mulai agak besar) memang tidak mau diatur, tetapi sangat rindu untuk dipimpin. Mereka merindukan pemimpin yang sungguh-sungguh mewakili dan memimpin mereka. Apa jadinya jika di gereja tidak ada worship leader? Tidak ada usher? Tidak ada yang berkhotbah atau mengajar di mimbar? Kita segera merasakan ada hal yang tidak lengkap.
Setiap pemimpin unit dapat hadir dengan dua cara. Pertama, hadir secara fisik. Kedua, hadir dan meninggalkan jejak dengan hasil kerja atau buah pelayanan mereka.
Secara fisik kehadiran seorang pemimpin bisa dilihat dan dirasakan. Orang-orang Jepang menggambarkan situasi kehadiran pemimpin ini dengan satu kata: sogomi. Leadership present. Seorang pemimpin yang menjadi dirinya sendiri/asli, berani, dapat dipercaya, ulet dan keras hati, memiliki pandangan optimis dan positif, akan memiliki dampak yang sangat besar bagi orang yang dipimpinnya. Itulah sebabnya, dalam pertempuran salah satu strategi untuk menjatuhkan moral prajurit musuh adalah dengan membunuh/menangkap pemimpinnya lebih dahulu. Kehilangan pemimpin membuat pasukan musuh akan tercerai berai dan lebih lemah sehingga mudah dikalahkan. Para pemimpin di Christ Cathedral dapat menunjukkan sogomi dengan duduk di kursi barisan paling depan. Jika penuh, di barisan kedua dari depan. Secara fisik dan spirit Jemaat akan merasakan perbedaan jika para pemimpin duduk di depan. Kita merasakan ada perisai rohani yang melindungi kita. Ada Sense of unity. Sense of security. Sense of harmony. Mengenai para pemimpin Rasul Paulus mengingatkan para Jemaat:
Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu. (Ibrani 13:17)
Secara ilmiah para ahli psikologi dan ahli perilaku sudah meneliti dan berkesimpulan bahwa sogomi selain pembawaan alamiah juga bisa dipelajari dengan memperhatikan aspek berikut:
1.   Bahasa Tubuh [Body language]. Ketulusan dan keberanian dapat terlihat dengan bahasa tubuh yang mendukung. Posisi tubuh dan tangan terbuka. Kaki tidak menyilang. Kontak mata terhadap lawan bicara. Postur tubuh. Dan seterusnya.
2.    Penampilan [Appearance]. Riset menunjukkan cara berpakaian dan menampilkan diri akan mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain terhadap pemimpin. Berpakaianlah yang pantas, rapih dan sopan serta sesuai dengan lingkungan dan acara yang sedang berlangsung (dress code).
3.  Sikap dan Sopan-santun (Demeanor]. Cara pemimpin membawakan diri dan tata krama secara umum mendukung sogomi seorang pemimpin.
4. Intelek dan Keahlian [Intellect and Expertise]. Intelek ditunjukkan dengan cara mengemukakan pendapat dan saran-saran. Keahlian ditunjukkan dengan hasil kerja.
5.  Komunikasi (Communication). Komunikasi sangat menentukan. Isi pesan dan cara pesan disampaikan merupakan hal yang kritis.
6. Mendemonstrasikan Values [Values-in-action]. Nilai-nilai hanya dapat ditularkan jika pemimpin sudah menjadi nilai itu sendiri. Anda tidak dapat cuma mengajarkan atau membangun nilai-nilai dan budaya kepada Jemaat. Anda harus menjadi nilai-nilai dan menjadi budaya lebih dulu. Seperti anak yang meneliti orang tuanya demikianlah Jemaat akan melihat apa yang dilakukan pemimpin dalam kehidupan sehari-hari dan selalu ingin tahu apakah pemimpin selalu menerapkan khotbah / pesan yang disampaikan setiap hari Minggu dari mimbar atau dalam pengarahan.
7.  Mempraktekkan 4 Elemen [Interpersonal Behavior Patterns]. Pemimpin tahu setiap orang unik dan akan berkomunikasi dengan setiap orang dengan cara yang unik, sesuai dengan temperamen orang yang bersangkutan.
8. Keahlian interpersonal [Interpersonal Skills]. Cara bergaul. Cara bersosialisasi. Cara menghadapi orang lain sesuai dengan budaya setempat.
9.    Hasil-hasil [Ability to Deliver Outcomes]. Tanpa hasil seorang pemimpin tidak akan dihormati dan dihargai. Pemimpin bisnis dihormati jika dapat menghasilkan banyak tanpa melanggar hukum. Pemimpin rohani akan dihormati jika dapat membangun dan mengembangkan Jemaat biasa menjadi para pemimpin. Bahkan dalam bidang kehidupan kerohanianpun ada indikator kunci yaitu buah Roh (Galatia 5:22-23).
10. Penggunaan wewenang yang tepat [Correct Use of Power]. Yesus sudah memberikan teladan dengan sikap lemah lembut (lembut tapi tegas). Kekuasaan dan fasilitas digunakan untuk membangun, bukan untuk merusak apalagi menghancurkan. Pengendalian diri dan kedewasaan rohani memegang peranan kunci dalam penggunaan wewenang yang tepat.

11. Karakter dan Nama baik [Character and  Goodwill]. Kombinasi point 1 – 10 akan membangun karakter dan nama baik bagi pemimpin. Tidak ada jalan pintas. Tidak ada kemudahan. Semuanya harus diperjuangkan.


TED-LV08112017




DAPATKAN BUKU TULISAN STEPHANUS TEDY DI TOKOPEDIA:





0 comments:

Post a Comment