Stephanus Tedy R.
Bible Lover
Membaca
Alkitab beberapa kali akan membuat kita lebih mudah mengingat bagian yang
dibaca (melihat).
Membaca
Alkitab sambil mendengar suara (mendengarkan Alkitab Audio) membuat bagian yang
dibaca akan lebih kuat tertanam (melihat dan mendengar).
Membaca
Alkitab beberapa kali sambil mendengarkan dan kemudian menuliskan kembali atau
menyalin kembali bagian Alkitab per pokok pikiran, akan melatih diri /disiplin
diri.
Menyalin
kembali bagian yang sudah dibaca lebih lanjut akan mendorong pikiran kita untuk
berpikir demi memahami bagian Alkitab yang dibaca (melihat, mendengar dan
melakukan).
Sejak
menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat ditahun 1998, saya terdorong
untuk mengenal Tuhan Yesus melalui membaca dan mempelajari Alkitab. Selain itu,
ketika melakukan evaluasi diri, jalur kudus (sacred pathways[1]) yaitu
cara yang diberikan Tuhan bagi umat pilihan-Nya untuk lebih dekat dan mengenal
Tuhan Yesus lebih mendalam; yang
dianugerahkan Tuhan bagi saya adalah melalui mempelajari Firman Tuhan secara
intensif.
Sejak tahun
2017, saya mulai menyalin sedikit dari bagian Alkitab yang sudah dibaca secara
teratur. Terutama bagian Alkitab yang singkat. Sehari rata-rata cuma 1 perikop
(bisa 2 ayat sampai 25 ayat; tergantung panjangnya bagian yang dibaca). Jika
perikopnya panjang, akan ditulis di hari berikutnya sampai beberapa hari. Jadi
tidak ada paksaan dan keberatan. Jika sedang malas, cuma 2-3 ayat. Jika sedang
semangat dan waktu memungkinkan bisa sampai 50 ayat.
Jika sempat,
kadangkala salinan itu diwarnai sesuai dengan Bible Color Code.
Sampai
tulisan ini dibuat,
·
Injil Yohanes,
·
semua surat-surat di Perjanjian
Baru dan
·
Kitab Wahyu
sudah
selesai disalin.
Sedangkan
Injil Matius, Markus, Lukas dan Kisah Para Rasul, Kitab-kitab sejarah,
kitab-kitab puisi dan para nabi di Perjanjian Lama sedang dalam proses
penyalinan.
Tidak
berurutan, tetapi tergantung doa dan dorongan mood saya. Jika Anda lebih
disiplin dapat menyalin lebih cepat lagi.
Waktu begitu
lama karena saya menggunakan cara yang tidak lazim, yaitu dengan tulisan tangan.
Bukan copy-paste dari ayat Alkitab
yang tersedia berlimpah secara online. Setelah selesai menyalin, dikoreksi
ulang dengan mendengarkan alkitab audio sambil mencocokan dengan bagian yang
sudah ditulis ulang.
Mengapa
menggunakan tulis tangan?
Di zaman
yang serba mudah dan instan sekarang, menulis dengan pena dan tangan dianggap
cara kuno yang sudah berusia ribuan tahun. Tetapi hasil riset[2]
menunjukkan banyak benefit jika kita menggunakan tangan sendiri ketika menulis.
Ada koordinasi antara mata, otak dan tangan dan otot-otot anggota tubuh tubuh
lainnya yang membuat eye and muscle
memory, hand memory, dst
bersinergis dalam mencerna bagian Alkitab yang dibaca, dipahami dan
ditulis.
Untuk
memotivasi pembaca supaya lebih rajin membaca dan mempelajari Alkitab, inilah 8
akibat yang sudah saya alami selama tiga tahun terakhir setelah menyalin
Alkitab per perikop menggunakan tangan sendiri.
Catatan:
Akibat-akibat
yang dituliskan di bawah ini tidak mutlak, bisa berbeda tergantung dengan
karunia rohani dan sacred pathways setiap orang:
1.
Kekaguman
kepada Karya Roh Kudus
40
penulis Alkitab dalam jangka waktu 1500 tahun dan semuanya mulai dari kejadian penciptaan
dunia, sejarah bangsa Israel dan pada puncaknya mengarah kepada pribadi Yesus
Kristus, Anak Allah, Juru Selamat Dunia. Ada kesinambungan dan konsistensi
mulai dari Kitab Kejadian hingga Wahyu. Jika bukan karena karya Roh Kudus dan kasih
karunia Allah, tidak mungkin mantan seorang thinker yang agnostik setelah
menyelidiki Alkitab bolak-balik dengan seksama dapat menjadi percaya bahwa
Alkitab adalah Firman Allah yang diilhami oleh Roh Kudus.
2. Ownership-Bukti Buku Kehidupan.
Secara
mental, saya melihat hidup saya ada dalam tulisan yang saya hasilkan. Salinan
tulisan tangan sendiri membuat saya lebih menghargai Alkitab karena sudah
meluangkan sebagian hidup saya ketika menuliskan ulang bagian Alkitab yang
sudah dibaca, walaupun hanya beberapa menit perhari.
Secara
praktis, ada bukti nyata secara fisik bahwa saya sudah membaca Alkitab. Ketika
membaca hasil salinan sendiri, memperkuat semangat saya untuk menjalani hidup hari
itu dan kembali menyalin di hari berikutnya.
3. Tulisan tangan akan menjadi lebih baik dan jelas.
Karena
sudah 27 tahun terbiasa menggunakan tuts keyboard di PC dan laptop dan tidak
menulis tangan dengan teratur; ketika memulai menulis, tulisan tangan saya
begitu jelek dan agak sulit dibaca. Sehingga saya sedikit malu waktu sadar
orang lain juga akan ikut membaca hasil salinan saya. Tetapi setelah beberapa
bulan menulis, tulisan mulai terlihat rapih dan mudah dibaca sehingga jika ada
orang yang membacanya, saya malah bersyukur.
4. Membantu melihat dan mempelajari Alkitab dalam Gambaran Besar.
Untuk
menulis tangan dengan baik dan benar, diperlukan pemahaman bagian Alkitab yang
dibaca. Biasanya perikop ybs dibaca sampai 3 kali. Pertama, secara cepat untuk
mendapat gambaran umum. Kedua, agak lambat, untuk memahami apa yang sebenarnya
terjadi (6W + 1H). Dan terakhir secara perlahan untuk membedakan apakah perikop
ini berbicara tentang Allah, Manusia, Dosa, Janji, Contoh/Teladan dan Perintah,
Anjuran, atau Larangan. Jika masih belum paham, akan dipakai Kamus Alkitab,
Konkordansi, Komentari, Sejarah Latar Belakang dan alat bantu pemahaman Alkitab
lainnya. Kadangkala membandingkan berbagai versi terjemahan Alkitab. Melihat
juga versi bahasa asli alkitab (Ibrani, sedikit Aram dan Yunani) menggunakan bantuan
Apps yang banyak tersedia di sistem operasi Android dan iOS. Bisa melihat bahwa
Perjanjian Baru ditulis menggunakan dasar Perjanjian Lama. Bisa melihat dengan
jelas tema-tema PL ditulis lagi dalam berbagai Kitab Injil, sejarah, nubuat dan
Surat-surat dalam Perjanjian Baru.
5. Berdoa lebih sering dan lebih bersemangat.
Sebelum
mulai menyalin, saya lebih dahulu berdoa mohon pimpinan Roh Kudus supaya dapat
memahami bagian Alkitab yang dibaca dan menyalin dengan ketepatan dan
ketelitian yang tinggi. Setelah selesai, selalu berdoa singkat atas tuntunan
Roh Kudus. Dorongan berdoa untuk orang yang banyak tidak terlalu saya kenal
mulai muncul. Saya juga berdoa buat orang-orang yang pernah menyakiti saya,
baik langsung dan tidak langsung.
6. Roh Kudus jelas berbicara kepada saya melalui ayat yang disalin.
Ketika
proses menulis banyak kemarahan, kebencian, ketakutan, kekuatiran, kekesalan
hati, kekecewaan, iri hati, keinginan membalas dendam dicairkan pelan-pelan
oleh Roh Kudus melalui Firman yang saya salin. Firman Tuhan membersihkan hati
saya. Timbul kasih kepada isteri, anak, saudara, keluarga, teman-teman
pelayanan, gereja, umat Kristen secara umum. Timbul kasih dan kerinduan supaya
semua orang dapat mengenal Tuhan Yesus. Kadang-kadang ketika sedang menyalin
dan sudah lewat tengah malam ada suara yang halus dalam hati saya yang
mengingatkan kembali atas peristiwa sepanjang hari itu dan mendorong untuk
meminta maaf atas perkataan atau perbuatan saya yang mungkin menyinggung atau
mungkin melukai orang lain.
Sudah
lupa berapa banyak saya menangis dan berdoa untuk orang-orang yang tidak saya
kenal.
7.
Persiapan
khotbah ekspositori seumur hidup.
Biasanya
salinan ditulis di atas kertas loose leaf
bergaris ukuran B5. Sehingga lembar yang sudah ditulis dapat dipindah dengan
mudah. Mata pena gel ukuran 0.5 mm. Mata pena tinta minyak biasanya ukuran 0.7
atau 1.0 mm. Menggunakan stabilo atau highlighter minimum 8 warna untuk color code. Jika bagian yang disalin
tidak rusak dan tidak hilang, akan dapat dipakai seumur hidup untuk
mempersiapkan khotbah ekspositori. Dalam mempelajari Alkitab secara Induktif,
menyalin teks, memilah-milah dan mencari relasi antar teks sudah mengerjakan
hampir 40-50 % dari persiapan khotbah ekspositori sebelum memasuki proses
eksegese dan hermeneutik.
8. Sintesis.
·
Melihat perkembangan dunia,
kejahatan manusia, kemajuan teknologi, berita-berita yang ada di media dengan
pandangan yang berbeda.
·
Bisa membaca buku-buku Teologi,
kotbah, buku-buku rohani seperti me-review
(ada semacam peristiwa deja vu - saya
sudah pernah ada disana sebelumnya) karena sangat familiar dengan topik yang
dibahas.
·
Bisa melihat dengan jelas apakah
suatu pengajaran yang dibawakan seseorang itu merupakan satu tafsiran terbatas
(ayatiah) atau menyeluruh (Alkitabiah).
·
Kadangkala saya bisa melihat
bahwa renungan atau khotbah yang dibawakan orang tersebut bukan dia yang
membuat atau dibuat dalam waktu yang terdesak. Atau melihat pola inkonsistensi
antar point yang disampaikan ybs mengambil khotbah dari tempat lain dan
dikhotbahkan kembali.
·
Kadangkal bisa “sense” atau
“membaca” motivasi seorang pengkhotbah di mimbar dan pengajar Alkitab.
·
Kadangkala ketika sedang sharing
atau mengajar saya melihat gambaran singkat atau kondisi tertentu tentang hidup
seseorang yang ada di depan saya.
·
Bisa mempelajari hal baru dan skill baru dengan lebih cepat dan
efektif.
·
Bisa melihat dan mendiagnosis masalah
utama dan hubungan-hubungan lainnya dalam organisasi dan perusahaan dimana saya
terlibat.
·
Menjadi lebih cerdas.
[1]
Gary Thomas, Sacred Pathways: Discover Your Soul's Path to God,
Zondervan; Enlarged ed. edition (October 3, 2010)
[2] https://www.sciencedaily.com/releases/2011/01/110119095458.htm
- Better learning through handwriting-Writing
by hand strengthens the learning process. When typing on a keyboard, this
process may be impaired.